Ada bervariasi langkah menurunkan berat badan kondang yang bisa bersama ringan ditemukan di internet. Namun tak seluruh langkah menurunkan berat badan yang kondang ini telah ditunjang bersama bukti ilmiah yang kuat.
Padahal, kiat menurunkan berat badan yang salah bisa berujung pada dampak yoyo di mana berat badan yang telah diturunkan ulang naik didalam pas singkat. Oleh gara-gara itu, memilih kiat menurunkan berat badan yang tepat perlu untuk dilakukan.
Medical News Today mengutarakan lebih dari satu langkah menurunkan berat badan yang telah terbukti efektif secara ilmiah. Berikut ini adalah lima di antaranya.
Puasa Intermiten
Puasa intermiten (IF) merupakan pola makan yang melibatkan puasa jangka pendek dan menyantap makanan yang termasuk berjangka pas pendek didalam satu hari. Beberapa belajar mengindikasikan bahwa IF yang dikerjakan didalam periode pas yang singkat, hingga 24 minggu, bisa menopang orang-orang kegemukan menurunkan berat badan.
Salah satu metode IF yang paling umum adalah alternate day fasting (ADF). ADF merupakan pola puasa berselang satu hari di mana pada satu hari pediet perlu berpuasa di hari berikutnya pediet bisa makan secara normal. Selama hari puasa, tubuh cuma boleh diberikan kira-kira 25-30 % dari keperluan daya per hari.
Metode IF lain yang termasuk umum dikerjakan adalah Diet 5:2. Diet 5:2 merupakan pola berpuasa di mana selama dua hari didalam seminggu seorang pediet perlu berpuasa. Selama hari berpuasa, pediet cuma diperbolehkan makan sebanyak 500-600 kalori.
IF termasuk miliki metode lain bernama 16/8. Metode ini merupakan pengaturan pola makan di mana didalam satu hari pediet perlu berpuasa selama 16 jam dan cuma makan di pas jendela makan yang berjumlah 8 jam.
Banyak orang yang mengawali jendela makannya pada jam 08.00 pagi. Setelah pas jendela makan berakhir, pediet perlu berpuasa hingga jendela makan di hari berikutnya tiba. Penelitian telah menyatakan bahwa menghalangi jendela atau pas makan bisa menurunkan jumlah konsumsi kalori dan berat badan.
Konsumsi Protein pas Sarapan
Baca Juga : Trend Baju Lebaran Muslim Sekarang
Protein bisa meregulasi hormon nafsu makan agar membawa dampak pediet merasa kenyang. Alasannya, konsumsi protein bisa membawa dampak penurunan hormon lapar bernama ghrelin dan peningkatan homron peptide YY, GLP-1 dan cholecystokinin.
Penelitian pada group dwasa muda menyatakan bahwa dampak mengenyangkan dari sarapan bersama protein tinggi bisa bertahan hingga lebih dari satu jam. Ada banyak pilihan protein yang bisa dikonsumsi pas sarapan layaknya telur, oat, kacang, bubur quinoa hingga sardin dan pudding biji chia.